Friday 16 November 2012

Escape from the Comfort Zone?

Di luar ada layar tancap, disini aku duduk termenung di depan laptop. Keramaian di luar tak mampu menarikku untuk keluar rumah, bertemu dengan tetangga-tetanggaku.

Aku tak pandai bersosialisasi. Bagaimana sih caranya agar mudah bergaul?

Aku kadang tidak habis pikir dengan orang yang baru kukenal kemudian dengan entengnya dia bercerita macam-macam padaku. Wih…. Jago sekali dia.

Darimana dia mendapatkan ide untuk bercerita? Aku selalu terbelenggu dengan cemasnya perasaanku saat harus membuka pembicaraan dengan orang baru, aku takut ceritaku garing, tidak menarik. Aku memang perfeksionis, parah!

Selama tinggal sendiri di Indramayu ini, aku tidak tahu nama-nama dari tetanggaku. Aku tinggal di perumahan yang notabene kehidupannya sangat individualis. Paling hanya tetangga kanan kiri yang aku ketahui namanya. Selang satu rumah saja aku tidak kenal. Parah!


Masih mending dirumah lamaku, aku banyak mengenal tetangga walau tak banyak juga.

Keadaan ini malah membuatku nyaman, walau aku juga belum pernah merasakan tinggal di kampung dimana setiap tetangga seperti saudara sendiri. 

Aku terbiasa melakukan apa-apa sendiri, tanpa mau ada orang yang mengganggu kenikmatan kesendirian ini.

Mendengarkan music dari pagi sampai pagi lagi, membiarkan rumah berantakan, internetan sampai muntah, telpon-telponan dengan pacar sampai ketiduran, aku suka semuanya!

Tapi, dalam hati kecilku aku merasa sangat tidak berguna. Apa hanya hidupku saja yang penting? Tentu tidak. 

Lalu kenapa aku tidak mencoba untuk keluar? Keluar dari kenyamanan kesendirian ini? Aku terlalu malas. Mereka juga sepertinya tidak peduli padaku.

Aku ingin tinggal di Balapulang saja kalau begitu, semua tetanggaku sudah mengenalku, mereka telah aku kenal sejak aku kecil. Hahhhh…..

Dan kenapa aku tidak serta merta menjadi pribadi yang dewasa? Aku terlalu nyaman dengan diriku sendiri.

Aku memiliki orang tua yang sangat tinggi jiwa sosialnya, Bapak adalah ketua RT dan masih merangkap berbagai peran lain untuk orang lain. Ibu adalah ketua PKK, aktif sekali dengan kegiatan kemasyarakatan. 

Aku? Bah….

Jadi bagaimana caranya agar aku bisa berubah? Menikah? Tidak lagi mementingkan ego?
Tunjukkan padaku caranya….

Apa yang bisa kita ambil dari tulisanku ini? Sedang aku sendiri masih bertanya-tanya. 

Tapi tidak ada sesuatu yang sia-sia, semoga saja ada diantara kalian yang setelah membaca ini kemudian memutuskan untuk melompat jauh dari zona kenyamanan kalian.

Don’t be like me, Guys… Seriously!


 

No comments:

Post a Comment