Monday 26 November 2012

Spongebob dan Kewirausahaan :)

Siapa sih yang tidak kenal dengan Spongebob? Tokoh kartun kuning dengan celana kotak yang sangat baiiiiik hati itu?
Agaknya dari anak-anak sampai orang dewasa pun mengenalnya.
Kalau di TV Indonesia, serial kartun Spongebob Squarepants biasa ditayangkan di Global TV pada pagi hari.
Tawa khasnya, keluguannya, dedikasinya, dan perhatiannya kepada orang-orang disekitarnya patut dijadikan contoh.
Tapi bukan sifat Spongebob saja yang akan aku ulas kali ini, tapi keseluruhan dari serial kartun tersebut.

Pada saat saya mengajar, pernah saya menanyakan kepada murud-muridku, ‘acara tv apa yang suka kalian lihat?’.

 Murid-muridku menjawab dengan sedikit mengejek, “Spongebob bu!”

Ahhh…. Makanan empuk nih, pikirku.

Dipikir Spongebob tidak punya arti dalam dunia Kewirausahaan apa? (waktu itu aku sedang mengajar mapel Kewirausahaan)

Kemudian  aku tanyakan pada mereka, apa saja nilai positif yang bisa kita ambil dan erat kaitannya dalam dunia usaha?

Mereka malah ketawa. Apa-apaan ini?!

Akhirnya aku ceritakan nilai positif apa saja yang ada dalam serial kartun itu. (aku bisa bercerita dengan mudahnya karena aku termasuk penggemar Spongebob :p)

Friday 16 November 2012

Escape from the Comfort Zone?

Di luar ada layar tancap, disini aku duduk termenung di depan laptop. Keramaian di luar tak mampu menarikku untuk keluar rumah, bertemu dengan tetangga-tetanggaku.

Aku tak pandai bersosialisasi. Bagaimana sih caranya agar mudah bergaul?

Aku kadang tidak habis pikir dengan orang yang baru kukenal kemudian dengan entengnya dia bercerita macam-macam padaku. Wih…. Jago sekali dia.

Darimana dia mendapatkan ide untuk bercerita? Aku selalu terbelenggu dengan cemasnya perasaanku saat harus membuka pembicaraan dengan orang baru, aku takut ceritaku garing, tidak menarik. Aku memang perfeksionis, parah!

Selama tinggal sendiri di Indramayu ini, aku tidak tahu nama-nama dari tetanggaku. Aku tinggal di perumahan yang notabene kehidupannya sangat individualis. Paling hanya tetangga kanan kiri yang aku ketahui namanya. Selang satu rumah saja aku tidak kenal. Parah!

Cinta = Pernikahan?

Pernahkah kalian merasakan otak, hati, dan tindakan kalian saling bertolak belakang? Sehingga apapun yang kau lakukan selalu berujung pada ketidak beresan? Semoga tidak. Karena sangat menyiksa.

Otak menjadi tumpul, hati menjadi keras, dan tindakan menjadi asal-asalan.

Ketiga hal itu bermuara pada sebuah alasan. Cinta.

Mengapa cinta begitu rumit?

Cinta yang datang dengan segala pesonanya, seringkali meninggalkan sayatan berbekas. Tak mudah hanya dengan Betadin atau obat merah untuk menyembuhkannya. 

Cinta, dimana banyak orang memujanya, menempatkannya dalam urutan tertinggi dalam prioritas hidupnya. Cinta dimana banyak air mata tercurah karenanya…

Cinta yang orang rasakan selalu berbeda. 

Dan tiap jiwa mempunyai kemampuan sendiri untuk menelaah keberadaan cinta.

Dalam usia yang menginjak matang, apakah keberadaan cinta tetap menjadi prioritas?
Prioritas untuk memilih pasangan hidup?

Apakah hanya karena cinta dua orang bisa saling mengikat diri dalam pernikahan?
Jawabannya adalah TIDAK.