Kedatangan pengawas sekolah beberapa hari yang lalu memaksa para guru untuk membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Harus ditulis tangan dengan alasan menghindari Copy-Paste. Memang terasa berbeda sih, karena dengan kita menulis kita otomatis akan membaca dengan baik contoh RPP yang sudah ada. Hasil yang kudapat memang tidak mengecewakan. Aku bisa membuat RPP sesuai dengan kemampuan dan kemauanku sendiri.
Tapi disaat aku membaca dengan seksama, aku merasa bahwa model RPP yang sekarang malah tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran. Langkah-langkah pembelajarannya cenderung umum dan tidak mengacu kepada tujuan pembelajaran. Model RPP yang dulu malah dengan jelas menunjukkan bagaimana jalannya proses pembelajaran yang direncanakan oleh guru. Apakah guru akan menggunakan metode ceramah, diskusi, praktek atau yang lain. Semua itu disesuaikan dengan materi pelajaran.
Terkadang jika seseorang itu terlalu banyak berpikir, malah akan mengaburkan tujuan sesungguhnya dari sebuah proses pembelajaran. Intinya adalah Do It, jangan terlalu banyak berteori. Sebagus apapun RPP yang kita buat tidak akan ada maknanya ketika semua itu tidak dilakukan. Memang model RPP yang baru lebih rinci, tetapi tidak jelas kemana arah dari proses pembelajaran yang akan dilakukan. Semuanya masih umum, seperti penggunaan kata “hasil kerja baik individual maupun kelompok” atau “baik menggunakan tulisan maupun lisan”. Apakah dengan alokasi waktu yang hanya 40 menit untuk 1 jam pelajaran akan selesai jika seorang guru menggunakan metode yang bermacam-macam seperti itu?
Penilaianku di atas hanya berdasarkan pengetahuanku saja, bahwa selama ini aku memang tidak membaca dengan seksama model RPP yang terbaru. Jika ada seorang yang mau menjelaskan dan memberikan pengertian tentang model RPP baru yang sekarang kita pakai, aku akan sangat berterimakasih. Tetapi aku masih lebih sreg dengan model RPP yang lama, disitu aku bisa menuliskan dengan jelas rencana pembelajaranku, mulai dari metode, langkah-langkah, penilaian, dan semua itu mengacu kepada materi yang akan aku ajarkan.
Dan… sudah seharusnya RPP dibuat sesuai dengan kemampuan dan kemauan kita, jika di sekolah kita tidak ada computer, maka jangan memasukkan metode praktek di laboratorium. Jika di sekolah kita muridnya terlalu banyak, maka jangan menggunakan metode presentasi individu untuk satu kali pertemuan. Tetapi yang lebih penting lagi adalah, jika RPP yang dibuat kemudian hanya untuk keperluan supervisi, maka janganlah terlalu serius dibuat. Loh??? Hahaha… Karena hanya akan menguras energi, dan energi yang kita keluarkan akan menguap begitu saja ketika RPP yang sudah jadi akan ditumpuk dan tidak akan dibuka kembali.
Salam guru honorer! ^__^
No comments:
Post a Comment