Hape. Part II
Teman baikku, teman paling setiaku, tidak pernah protes sedikitpun.
Berkat kamu aku hidup, berkat kamu aku merasakan banyak hal.
Jelek rupanya kala banyak hal baru bermunculan, tidak pernah aku permasalahkan. Aku hanya peduli pada fungsinya.
Kecil sekali kamu, melihatmu membuatku merasa seperti berada di tahun 2003. Pada saat itu kamu adalah barang mewah. Apalagi namamu merupakan jaminan mutu. Aku bangga akan adanya dirimu, tak pernah malu aku memperkenalkan kamu pada teman-temanku.
Dua hal yang sangat penting menjadi senjatamu untuk memikatku.
Jangan pernah sakit sahabatku, aku membutuhkan kamu.
Tadinya kamu memiliki teman tapi sekarang teman kamu sedang sekarat. Mungkin sebentar lagi dia akan mati.
Seandainya ada yang bertanya, siapakah yang paling dekat denganku? Aku akan menjawab kamu. Karena kamu tidak pernah luput menemaniku kemanapun aku pergi.
Tapi sekarang fungsimu berkurang setelah kejadian itu. Daftar namaku bertambah sekaligus menyusut. Seketika aku merasa sepi.
Beberapa saat aku sempat menjauhimu, dan berpikir bahwa aku tidak akan terlalu membutuhkanmu karena kamu membuat hatiku hancur. Kamu adalah jembatan, dan sekarang tujuanku kabur sehingga jembatan itu tidak kuinginkan lagi.
Tapi ternyata aku tetap membutuhkanmu, aku butuh kamu untuk menenangkan hatiku, untuk berbagi beban berat yang aku tanggung meski peranmu tidak sehebat dulu.
Beruntunglah aku yang sekarang mempunyai teman baru, sejenis seperti kamu. Dengannya aku bisa bercengkerama lebih lama, dengannya aku bisa bercerita tentang semua hal.
Sahabatku, sebentar lagi kamu tidak akan kesepian. Doakan aku supaya cepat menghadirkan teman baru untukmu. Teman yang tentunya akan semakin memeriahkan hidupku. Membuatku tertawa sekaligus menangis.
Kesepianku menghadirkan inspirasi ini, kesendirianku melahirkan suatu kesadaran tentang hal yang sering kita anggap remeh. Aku susuri baris demi baris nama, yang ternyata semakin sedikit. Diriku akhirnya tersadar bahwa selama 2 tahun lebih ini aku telah menarik diri. Menarik diri demi sesuatu yang aku anggap suci. Sampai sekarangpun aku masih melakukan hal yang sama. Aku belum bisa berubah.
Apakah aku harus mencari daftar nama yang baru? Aku tak punya gairah.
Sahabatku, maksimalkan peranmu lagi… Jangan hanya sekedarnya saja. Aku ingin kamu kembali bersinar seperti dulu. Karena aku suka sekali sinar putihmu. Menandakan bahwa masih ada kehidupan di sekitarku.
Bertahanlah sampai tiba waktu dimana aku memang harus menghentikan peranmu. Aku menyayangimu…
Dedicated for Nokia 1202-2 dan Nokia 5300 yang jauh lebih hebat perannya dalam hidupku.
No comments:
Post a Comment