Tuesday, 1 May 2018

SOLO TRAVELING : MALANG PART III

SOLO TRAVELLING : MALANG PART III

Masih mau lanjut baca gais? Hehe…

Okelah kalaupun tidak, saya bakal tetap berbagi :D

Sebelumnya di SOLO TRAVELING : MALANG PART II sudah saya sebutkan kalau saya nangis sesenggukan kan? Kenapa? Lanjut baca monggo..

Hari Senin tanggal 23 April 2018 saya rencanakan untuk mengunjungi museum Brawijaya, berangkat menggunakan Gojek, kemudian masuk dengan lebih dulu membayar tiket masuk sebesar Rp 3.000 (murahnya kebangetan!) dan mengisi buku tamu.


Itu dia vlogger cilik loh :D

Saya mengucap Assalamualaikum saat mulai masuk area museum, beberapa waktu sebelumnya museum sempat ditutup beberapa hari karena katanya ada yang kesurupan disitu.

Saya langsung disambut dengan mobil tua hitam yang digunakan sebagai kendaraan dinas Panglima Divisi Brawijaya tahun 1948 – 1950.

Kemudian saya ke bagian papan yang memamerkan surat kabar tempo dulu, teks lagu Indonesia Raya, dan foto-foto waktu kemerdekaan Indonesia.



Tuh kan mulai mewek nih saya… Kenapa sih?

Buat kalian yang mungkin tidak begitu suka dengan sejarah, kalian pasti akan bilang saya lebay.

Hmm… Saya sangat terharu saat melihat deretan foto-foto itu, betapa sulitnya Indonesia memerdekakan diri, betapa sulitnya para pejuang kemerdekaan melakukan usahanya, betapa aahh….

Dan sekarang negeri kita tercinta seperti sedang dicoba dengan adanya paham-paham radikal, kelompok-kelompok agama yang merasa benar sendiri, dan berbagai ancaman lain yang bisa memecah belah NKRI.

Kalian tidak bisa melihat bagaimana dulu pejuang berjuang mempertaruhkan segalanya? Kalian malah sibuk meributkan Kartini yang berjilbab atau tidak, kalian malah sibuk meributkan pahlawan beda agama, aaahhhhhhh!!!!! Kesal sekali saya sampai tidak bisa menahan air mata saat itu.

Kebetulan hanya ada rombongan anak-anak TK yang bersama saya jadi saya bisa mencuri-curi tangis hiks…

Setelah saya bisa menguasai emosi, saya berjalan terus ke bagian senjata, disitu hawanya beda, hawa dingin sejuk seperti ruangan ber-AC padahal tidak saya rasakan. 

Hmm… Keadaan itu malah membuat saya merasa nyaman.

Ada banyak sekali senjata mulai senapan laras pendek, laras panjang, pelontar granat, dll, semuanya terawat rapi dan bersih. Saya mengucap syukur karena pengelola menjaga peninggalan-peninggalan itu dengan baik.



Kemudian ada beberapa alat komunikasi jaman perang, computer IBM jadul dengan body yang sangat besaaaarr, foto-foto cara kerja merpati pos, peralatan medis jaman perang, dan benda-benda bersejarah lain.



Saya lanjutkan ke ruangan lain dan di ruangan itu berisi peninggalan setelah Indonesia merdeka, seperti meriam yang dipakai di Timor Timur, deretan foto Malang tempo dulu, dan saya kembali sesenggukan dengan tensi yang lebih tinggi pada saat saya melihat deretan foto-foto berbagai macam pemberontakan.

Kahar Muzakar, Permesta, DI/TII, PKI, dsb. Bagaimana saya tidak nangis, setelah berhasil memerdekakan Indonesia, sekarang malah orang Indonesianya sendiri ingin merdeka lagi. Hikss…

Kalian yang suka teriak-teriak khilafah, sekali-kali main-main ke museum deh, kalau kalian masih tetap tidak tergerak hatinya, mungkin kalian telah benar-benar buta.

Sumpah saat itu saya nangiiiissss sampek segitunya, untungnya saat itu saya sendirian jadi bebas nangis tanpa saya tahan.

Kemudian saya bacakan doa untuk mereka para pejuang dengan mengirim Al Fatihah. Semoga mereka tenang di sisi Allah, aamiin.

Saya lebay? Bodo amat.

Terakhir saya ingin masuk ke perpustakaan tapi sayangnya tempat itu sedang di pel dan lantai basah semua, yaahh akhirnya saya istirahat duduk di bagian depan museum.

Oya sebelum perpustakaan, ada gerbong maut dimana gerbong tersebut digunakan untuk memuat 100 orang pejuang dari Bondowoso menuju Surabaya pada tahun 1947, gerbong tersebut ditutup dan dikunci sehingga dari 100 orang hanya tersisa 12 orang yang sehat. Selebihnya meninggal dan sakit.



Bayangkan sodara-sodara!!! Kalian mau keadaan Indonesia menjadi brutal seperti jaman dulu? Gue sih OGAH!!!
Di museum Brawijaya ini juga banyak sekali ditunjukkan jasa-jasa Panglima Besar Jenderal Soedirman bahkan patung beliau menjadi patung yang terdapat di pintu masuk museum.


Tempat ini, tempat sederhana nan mungil ini, menyimpan berjuta makna, kisah, dan kejadian luar biasa untuk negara kita tercinta Indonesia. 

Sepertinya kecintaan saya terhadap NKRI naik beberapa persen sejak saat itu.

Kalian, cobalah main-main ke museum, museum itu bukan tempat 
membosankan jika kalian niatkan untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang sesuatu. 

Akan lebih afdol jika kalian sewa pemandu. Jangan cuma sekedar berfoto-foto saat di museum, dan setelah itu kalian tidak mendapatkan apa-apa selain foto untuk pamer.

Itulah beberapa jam yang tak terlupakan bagi saya.

Perjalanan hari itu saya lanjutkan ke Kampung Biru Arema saat sore hari karena matahari jelas sudah tidak bersinar terik.


Saat itu hanya ada saya dan 2 orang bule asal Slovenia yang mengunjungi kampung Biru Arema yang berlokasi dekat dengan hotel saya. 

Kami bertiga berselfie di panggung dengan background atap-atap rumah biru nan cantik.

Males upload yang selfie bertiga, saya nya jelek :D

Sstttt… Kamera HP saya jauh lebih bening dan bagus daripada kamera HP mereka loh hahaha…

Setelah berselfie kami pun berpisah, saya teruskan dengan menyusuri gang-gang sempit cantik penuh dengan lukisan 3D sendirian, penduduk sekitar dengan ramah menunjukkan bahwa disana sini masih banyak spot bagus untuk berfoto.

Tapi yang membuat saya kagum adalah konsep vertical garden mereka, mereka menggantung pot-pot tanaman di dinding, menjadikan area itu tidak hanya full biru tapi juga sejuk karena banyak tanaman.



Konsep seperti itu bakal saya tiru untuk saya terapkan di rumah saya nanti hehe…

Saya yang sebelumnya tidak begitu peduli dengan sepakbola Indonesia terlebih Arema, menjadi sedikit mulai menyukai Juventus haha… Candaaa…

Oya, tips untuk kalian yang ingin mengunjungi tempat ini adalah pakailah baju dengan warna yang kontras dengan biru seperti warna pink cerah seperti ini, foto yang kalian dapatkan akan lebih berwarna deh.


Setelah dirasa puas saya pun pulang dengan menggunakan Gojek.

Kenapa tidak ke kampung Tridi? Karena sebelumnya saya sudah pernah kesana hehe… Kampung Tridi terletak tepat di seberang kampung Biru.
Selesaii deehhh…

Apakah kalian terhibur? Hehe…

Tertarik untuk mengunjungi Malang sendiri? Malang aman kok, apalagi sekarang perjalanan beresss dah dengan menggunakan transportasi online.

Tunggu apalagi? Segera rencanakan liburan kalian, datangi tempat-tempat yang lebih seru lagi.

Kenapa saya tidak kesana, tidak kesini? Disana bagus banget loh, disini keren banget loh… Jawabannya adalah karena saya punya alasan sendiri J

Terima kasih sudah membaca.

Lanjut baca Bonus feature berikut nih gais…







3 comments:

  1. Terima kasih info nya, sangat lengkap dan cocok buat saya nanti solotraveling ke Malang :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih mbak. Selamat bersolo traveling ya..

      Delete
    2. Makasih mbak. Selamat bersolo traveling ya..

      Delete