Aku belum mampu membuat perumpamaan apapun selain tentang cinta. Tentang kehidupan yang sangat sedikit aku mengerti, tentang perjuangan melewati hidup bagi sebagian orang, semuanya belum ada yang mampu mengispirasiku. Hanya cinta, hanya cinta….
Banyak sekali acara televisi dimana si pembuatnya ingin agar pemirsa merasakan penderitaan masyarakat tidak mampu. Sebut saja Jika Aku Menjadi, Orang Pinggiran, Dari Hati, atau Catatan si Olga. Rasa yang timbul saat melihat acara itu memang adalah perasaan iba, tapi rasa itu juga tidak sepenuhnya mendominasi perasaanku, terkadang bosan juga melihat acara seperti itu. Melihat mereka makan lauk ikan asin dan sambal, untuk sebagian orang sepertinya sangat mengenaskan, tapi untukku, makan ikan asin dan sambal adalah menu yang teramat sedap. Bukan karena aku keadaannya seperti mereka, tapi makan dengan lauk sederhana bagiku bukanlah hal yang mengenaskan. Sampai kadang jijik sendiri dengan sikap talent yang menangis hanya karena makan lauk sambal dan ikan asin. Memang sekaya apa dia?
Aku memang memiliki sifat buruk yang susah aku hilangkan, egois. Bukan egois terhadap teman atau keluarga atau pasangan, tapi egois dalam memandang hidup. Selama ini sepertinya aku belum pernah keluar dari lingkaran hidupku sendiri. Aku nyaman berada dalam kotak hidup ala Tyas. Aku belum mampu melihat kehidupan lain di luar sana.
Dalam angan-anganku, aku ingin sekali mengunjungi berbagai tempat seperti yang presenter Jejak Petualang lakukan. Melihat berbagai macam kehidupan masyarakat yang sebelumnya mungkin belum pernah terpikirkan. Melihat keanekaragaman sosial, memahaminya, dan menjadikannya pelajaran hidup. Kepekaan sosialku selama ini memang kurang sekali.
Aku lebih memilih untuk berpendapat bahwa dalam hidup akan selalu terdapat dua macam hal yang berlawanan. Ada yang kaya dan ada yang miskin. Jadi kenapa acara televisi harus terus menerus mengeksploitasi kemiskinan seseorang? Memang acara seperti itu tidak mendominasi tayangan, tetapi yang membuat aku enek adalah sewaktu TransTV menayangkan acara Dari Hati pada hari Minggu pagi! Seharusnya hari Minggu dijadikan hari yang penuh tawa, hari untuk bersenang-senang, ini malah kita disuruh melihat orang-orang pada nangis. Waktu itu aku jengkel sekali! Sekarang sepertinya acara itu pindah jam tayang menjadi kapan aku tidak tahu.
Perbanyaklah acara yang bisa memotivasi dan menginspirasi seseorang. Seperti tayangan Jelang Siang, Cita-Citaku, Bosan Jadi Pegawai, dan lain-lain. TransTV dan Trans 7 menjadi stasiun televisi yang aku senangi sekaligus aku benci. Mereka kadang-kadang terlalu dalam mengekpos sesuatu.
Untuk diriku sendiri, jika ingin membuat sebuah cerita fiksi, aku tidak bisa mengangkat isu lain selain cinta. Padahal di sekelilingku banyak sekali yang bisa aku angkat. Tentang muridku yang sekuat tenaga mencari uang untuk sekolah, tentang muridku yang terjerumus dalam pergaulan bebas, tentang muridku yang menjadi cewek panggilan, tentang kesenjangan antara si miskin dan si kaya, atau tentang teman kerjaku yang telah memecah-belah pergaulan diantara para guru. Bagiku semua itu hanya intermezzo kehidupan, tidak ada yang menarik selain hidupku sendiri. Egois kan aku? Ckckckck…..
Tapi setelah dipikir lebih jauh, hal itu mungkin juga dikarenakan kemampuan menulisku yang teramat dangkal. Aku belum bisa menulis apapun selain tentang cinta. Membuat cerita fiksi memang membutuhkan imajinasi yang sangat dalam. Kita juga harus bisa menjadi orang lain yang terkadang sangat jauh dari sosok diri kita sendiri. Aku belum bisa melakukannya.
Ayo kembangkan kemampuan menulis kalian, menulis itu menyenangkan. Keep writing…
No comments:
Post a Comment