Thursday 6 February 2014

1 Kata



Hari ini seperti tahun-tahun lalu, setiap awal semester genap aku selalu meminta murid-muridku untuk menuliskan beberapa kalimat yang berisi apapun yang ingin mereka sampaikan kepadaku berkaitan dengan kinerjaku selama 1 semester yang telah lewat. 

Hal itu aku lakukan kepada anak kelas X karena mereka sebelumnya belum pernah kenal denganku. 

Bagaimana caraku mengajar? Bagaimana sikapku selama di dalam kelas? Apa saja kekuranganku? Dan lain sebagainya. 

Mereka bebas menulis apapun yang mereka mau, nyumpah-nyumpahin aku juga boleh (kalau ketahuan biar aku cekik anaknya) hehehe...

Sudah agak telat juga sih, karena bulan Februari bukanlah awal semester genap tapi karena baru sempat sekarang jadi baru aku ceritakan sekarang.

Tahun ini, penilaian mereka kepadaku agaknya sedikit lebih baik dari tahun-tahun lalu. 

Seingatku hanya 1 anak saja yang mengata-ngataiku dengan kalimat yang bikin aku pengen nyekik seseorang. Hahaha...

Sebelumnya banyak sekali yang memberikan komentar pedas dengan gaya mengajarku. 

1 kata yang dulu seperti hal wajib dalam tulisan mereka adalah : GALAK

1 kata lagi yaitu : JUDES

Berarti total 2 kata ya? :p

Itulah aku. Galak dan judes. Kalau di kelas...... Di luar kelas aku bisa jadi Sule kok alias pelawak. (Lah aku ini guru apa bunglon?) 

Hampir 6 tahun menjalani profesi guru, seingatku baru kali ini kata GALAK dan JUDES menjadi kata minoritas. 

Kalian tahu apa kata mayoritasnya?? 

Sodara-sodara, saya perkenalkan kata tersebut, sambutlah dengan tepuk tangan ala Tukul....  BAIK!

What? Baik?

Iya Baik.

Ibu Tyas itu baik, mengajar dengan santai sehingga mudah dipahami. 

Sebenernya masih banyak sih pujian-pujian buatku, tapi tidak usah diumbar disini lah, takut Riya. Weks! :D

Kalimat mudah dipahami memang dari awal mengajar aku sudah mendapatkan predikat itu di mata murid-muridku. Bukan untuk pamer lho...

Tapi kata BAIK itu loh yang aku sendiri kaget. 

Am I turn to be an angel now? 

Yang jelas sekarang aku menjadi lebih sabar. Lebih mengerti dan mencoba untuk tidak buang-buang energi dengan menjadi galak. 

Apalagi sekarang aku mengajar mapel yang menurutku sulit karena tahun ajaran ini adalah tahun pertama aku mengampu mapel tersebut, sehingga aku pun masih perlu banyak belajar. 

Usia tidak menambah kedewasaan seseorang, tapi pengalamanlah yang berperan. 

Sungguh tulisan anak-anak hari ini hampir semuanya mengatakan aku itu Baik. 

Hanya ada 1 yang akan aku cekik kalau ketahuan siapa yang menulis kalimat buruk itu. :p

Nggak-nggak... Aku tidak semenakutkan itu kok. 

Tapi ada beberapa hal lagi yang belum bisa berubah dari diriku yaitu kurang senyum, tidak bisa bercanda, kurang humor kalau sedang mengajar. 

Susah anak-anak... Susah untuk senyam senyum gak jelas sama kalian. Ngapain??

Ngajar kok senyam senyum? Coba ketemu di luar kelas, ya pasti senyum lah. 

Tidak bisa bercanda? Orang gak bercanda saja kalian ribut sendiri, bercanda sendiri, bercanda sedikit ributnya gak kelar-kelar, apalagi bercanda. 

Kalau mau banyak bercanda, kalian mungkin sudah mendapatkan dari guru lain dan saya tidak harus menjadi seperti guru lain itu. Betul?

Humor? Takut garing anak-anak... 

Aku hanya bisa humor kalau sama orang yang sudah tahu karakterku saja.

Setiap orang punya karakter sendiri-sendiri. 

Begitupun juga dengan guru, mengajar dengan gaya nya sendiri-sendiri.

Aku yang seperti ini tidak perlu menjadi orang lain. 

Be yourself. Right?

Kalaupun aku sekarang berubah menjadi baik, mungkin karena malaikat sedang demen nempel di kepala dan hatiku kali. Hehe....

Atau memang sifat asliku adalah baik? Semoga....

Apalah itu, thanks so much for your attention to me, Kids. 

I will always try to be a good teacher actually. 

Dan... semoga di tahun-tahun depan aku bisa semakin baik lagi. Aamiin.

No comments:

Post a Comment