Hari ini seperti tahun-tahun
lalu, setiap awal semester genap aku selalu meminta murid-muridku untuk
menuliskan beberapa kalimat yang berisi apapun yang ingin mereka sampaikan
kepadaku berkaitan dengan kinerjaku selama 1 semester yang telah lewat.
Hal itu aku lakukan
kepada anak kelas X karena mereka sebelumnya belum pernah kenal denganku.
Bagaimana caraku
mengajar? Bagaimana sikapku selama di dalam kelas? Apa saja kekuranganku? Dan lain
sebagainya.
Mereka bebas menulis apapun
yang mereka mau, nyumpah-nyumpahin aku juga boleh (kalau ketahuan biar aku
cekik anaknya) hehehe...
Sudah agak telat juga
sih, karena bulan Februari bukanlah awal semester genap tapi karena baru sempat
sekarang jadi baru aku ceritakan sekarang.
Tahun ini, penilaian
mereka kepadaku agaknya sedikit lebih baik dari tahun-tahun lalu.
Seingatku hanya 1 anak
saja yang mengata-ngataiku dengan kalimat yang bikin aku pengen nyekik
seseorang. Hahaha...
Sebelumnya banyak sekali
yang memberikan komentar pedas dengan gaya mengajarku.
1 kata yang dulu seperti
hal wajib dalam tulisan mereka adalah : GALAK
1 kata lagi yaitu : JUDES
Berarti total 2 kata ya? :p
Itulah aku. Galak dan
judes. Kalau di kelas...... Di luar kelas aku bisa jadi Sule kok alias pelawak.
(Lah aku ini guru apa bunglon?)
Hampir 6 tahun menjalani
profesi guru, seingatku baru kali ini kata GALAK dan JUDES menjadi kata
minoritas.
Kalian tahu apa kata
mayoritasnya??
Sodara-sodara, saya
perkenalkan kata tersebut, sambutlah dengan tepuk tangan ala Tukul.... BAIK!
What? Baik?
Iya Baik.
Ibu Tyas itu baik,
mengajar dengan santai sehingga mudah dipahami.
Sebenernya masih banyak
sih pujian-pujian buatku, tapi tidak usah diumbar disini lah, takut Riya. Weks!
:D
Kalimat mudah dipahami
memang dari awal mengajar aku sudah mendapatkan predikat itu di mata
murid-muridku. Bukan untuk pamer lho...
Tapi kata BAIK itu loh
yang aku sendiri kaget.
Am I turn to be an angel
now?
Yang jelas sekarang aku
menjadi lebih sabar. Lebih mengerti dan mencoba untuk tidak buang-buang energi
dengan menjadi galak.
Apalagi sekarang aku mengajar
mapel yang menurutku sulit karena tahun ajaran ini adalah tahun pertama aku
mengampu mapel tersebut, sehingga aku pun masih perlu banyak belajar.
Usia tidak menambah kedewasaan seseorang, tapi pengalamanlah yang
berperan.
Sungguh tulisan anak-anak
hari ini hampir semuanya mengatakan aku itu Baik.
Hanya ada 1 yang akan aku
cekik kalau ketahuan siapa yang menulis kalimat buruk itu. :p
Nggak-nggak... Aku tidak
semenakutkan itu kok.
Tapi ada beberapa hal
lagi yang belum bisa berubah dari diriku yaitu kurang senyum, tidak bisa bercanda,
kurang humor kalau sedang mengajar.
Susah anak-anak... Susah
untuk senyam senyum gak jelas sama kalian. Ngapain??
Ngajar kok senyam senyum?
Coba ketemu di luar kelas, ya pasti senyum lah.
Tidak bisa bercanda? Orang
gak bercanda saja kalian ribut sendiri, bercanda sendiri, bercanda sedikit
ributnya gak kelar-kelar, apalagi bercanda.
Kalau mau banyak
bercanda, kalian mungkin sudah mendapatkan dari guru lain dan saya tidak harus
menjadi seperti guru lain itu. Betul?
Humor? Takut garing
anak-anak...
Aku hanya bisa humor
kalau sama orang yang sudah tahu karakterku saja.
Setiap orang punya
karakter sendiri-sendiri.
Begitupun juga dengan
guru, mengajar dengan gaya nya sendiri-sendiri.
Aku yang seperti ini
tidak perlu menjadi orang lain.
Be yourself. Right?
Kalaupun aku sekarang
berubah menjadi baik, mungkin karena malaikat sedang demen nempel di kepala dan
hatiku kali. Hehe....
Atau memang sifat asliku
adalah baik? Semoga....
Apalah itu, thanks so
much for your attention to me, Kids.
I will always try to be a
good teacher actually.
Dan... semoga di
tahun-tahun depan aku bisa semakin baik lagi. Aamiin.
No comments:
Post a Comment