Bulan puasa, apakah ada
peningkatan dalam ibadah?
Jawab sendiri-sendiri
saja ya hehe... kebiasaan menanyakan sesuatu sebelum kelas dimulai jadi gini
deh.
Sore-sore menanti waktu
berbuka, nasi kotak hasil bimtek kurikulum telah menanti, alhamdulillah gak
usah beli nasi padang, padahal selama bimtek sambil ngantuk-ngantuk saya
bayangin kuah nasi padang yang kental dan sambal ijonya yang aduhai. Haha...
Jadi pengen nulis
sesuatu, baca ya jikalau kalian terjebak dalam blog random ini. :p
Semakin bertambah umur,
semakin saya mulai memperhatikan orang lain dalam berkehidupan.
Mau tidak mau kita pasti
akan melakukan itu, karena setiap hari kita tidak akan bisa lepas dari
intertaksi dengan orang lain.
Suatu waktu saya pergi ke
Matahari Dep. Store, mengantar ibu yang ingin membeli sepatu. Saya melihat dan memperhatikan
berbagai macam barang mulai dari pakaian, sepatu, tas, accesoris, dll yang
dipajang disitu.
Semuanya tidak ada yang
murah menurutku, walaupun embel-embel diskon 50 % + 20 % bertebaran dimana-mana
tetap saja tidak ada keinginan untuk membeli salah satu dari produk mereka.
Saya jadi berpikir,
sekelas Matahari saja saya masih bilang mahal, gimana dengan produk ber-merek
yang dijual di pusat perbelanjaan elit di kota-kota besar?
Kalian pasti sering
menemui postingan seseorang yang menenteng serenteng goodie bag setelah orang
tersebut berbelanja di mall.
Postingan acara ulang
tahun di hotel dengan dekorasi wah.
Acara foto keluarga
dengan memakai dekorasi dan kostum yang tidak bisa dibilang murah.
Acara pengajian rutin
dimana pesertanya adalah ibu2 muda gaul dengan dandanan mewah.
Acara arisan emak-emak
hits yang selalu memakai tema.
Dan lain sebagainya.
Saya tidak akan kaget
jika postingan itu Syahrini yang buat.
Saya tidak akan peduli
jika postingan itu Nikita Willy yang buat.
Tapi saya jadi sedikit
terusik karena postingan itu dibuat oleh para hijaber-hijaber yang notabene
adalah role model seorang muslimah.
Sedikiiiit pertanyaan muncul
dalam hati saya, apakah definisi sederhana menurut mereka?
Mereka public figure yang
menyandang predikat muslimah, bahkan ada diantaranya adalah anak seorang ustad
terkenal.
Mereka sangat glamor. Sudah
saya sebutkan diatas, bahkan untuk acara pengajian saja mereka kemas sedemikian
rupa yang akhirnya membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Ehm... saya yang hanya
remah-remah kerupuk rengginang ini jadi berpikir apasih sebenarnya yang mereka
cari?
Gengsi.
Pergaulan.
Sosialisasi.
Entahlah.
Sederhana. Satu kata yang
sekarang ingin benar-benar saya terapkan dalam hidup saya.
Beberapa bulan vakum dari
bisnis sangat terasa dampaknya, saya sangat menjaga pengeluaran.
Sekarang bisnis telah
mulai saya jalankan lagi semoga dengan rezeki lebih yang masuk tidak akan
membuatku menjadi seorang yang memaksakan diri tampil wah.
Saya adalah seorang yang
sangat tidak mementingkan merek. Apalagi untuk pakaian. Tinggal pake saja
produk dari toko sendiri hehe...
Jadi waktu dulu
teman-teman guru heboh tas merek Papillon, saya cuma bisa nyengir. Lagak lu
kayak artis saja pake tas harga jutaan, giliran sertifikasi telat cair,
gegernya kayak kerampokan.
Hidup sederhana.
Orang terkaya di dunia
yaitu Bill Gates konon katanya memakai jam tangan seharga 130 an ribu rupiah
saja.
Bos Facebook kemana-mana
hanya memakai kaos oblong abu-abu. Istrinya tampak sangat sederhana tanpa
rempel2 dan rumbai2.
So...?
Mungkin standar sederhana
setiap orang berbeda, tapi bayangan seorang Bill Gates yang hanya memakai jam
tangan seratus ribuan membuat saya tidak habis pikir.
Siapa kita? Gaji bulanan
masih enam digit.
Membeli barang remeh
sampai 5 digit.
Bangga makan sebungkus snack
harga empat puluhan ribu. Giliran beli es cincau di bapak-bapak tua sepuluh
ribu masih ditawar lima ribu.
Ah.. saya jadi ingat para
penjual sayuran di pasar.
Bu.. ditambahin sih
cabenya... (padahal dia sudah nyomot cabe tanpa kira2)
Padahal saya tidak suka
kalau ada pembeli yang nawar hehe...
Sekarang tengoklah ke
sekeliling kalian, seperti apakah lingkungan kalian. Kemudian lihatlah kedalam
diri kalian sendiri, apakah kalian akan mengikuti proses sosialisasi basi
seperti mengikuti arisan sekaligus ajang pamer?
Jika diantara kalian ada
yang mengenal saya, dan kalian akan menyinggung tentang pernikahan saya yang
terkesan agak mewah, semua itu adalah kemauan orang tua yang tidak bisa saya
tolak.
Huu... Bisa saja saya beralasan.
Hhmmm...
Begitulah, sedikit tulisan
tentang perasaan yang terusik saat saya scroll Instagram yang kebanyakan berisi
hijaber-hijaber keren.
No comments:
Post a Comment