Wednesday 14 June 2017

LITERASI

Sebenarnya pas saya nulis postingan ini saya sedang mengikuti Bimbingan Teknis Kurikulum 2013 hehe... Tutor sedang bercerita jadi saya sedikit bosan akhirnya ngetik saja lah. Hihi...

Hari pertama bimtek dibahas tentang literasi, mungkin kebanyakan dari kita sudah tahu bahwa menurut PIRLS atau Progress International Reading Literacy Study, kemampuan membaca  peserta didik kelas IV Indonesia menduduki peringkat 45 dari 48 negara peserta (IEA, 2012)

Dan menurut INAP (Indonesia National Assesment Program) mengevaluasi kemampuan siswa dalam hal membaca, matematika, dan sains. Hasil INAP tahun 2016 menunjukkan bahwa nilai kemampuan membaca peserta didik Indonesia kurang dari 46,83 %.

Waaww... saya seperti tertampar!

Saya yang seorang guru saja masih lebih suka membaca status Facebook dari pada membaca buku, apalagi ABG-ABG labil.


Saya yang seorang guru saja masih  sangat malas membaca buku selain buku pelajaran apalagi mereka yang tidak mengenal buku sama sekali. 

Ada tidak diantara kalian yang suka membeli buku tapi membaca nya malas? Kalo ada berarti kita sama haha...

Kalo nge-mall gayanya saja masuk ke Gramedia, beli buku ini itu tapi dibuka plastiknya saja tidak pas sampai dirumah. Aneh banget deh saya beuhhh..

Minat baca saya masih terbatas pada bacaan fiksi, dan novel terjemahan menjadi favorit saya. 

Oleh karena kenyataan di atas, kami peserta bimtek  dibimbing supaya mengadakan Gerakan Literasi Sekolah atau GLS.

Dalam konteks GLS, literasi merupakan kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan berbicara. 

Tujuannya adalah untuk membangun pemahaman siswa, keterampilan menulis, dan keterampilan komunikasi secara menyeluruh. 

Agar mampu bertahan di abad 21, masyarakat harus menguasai enam literasi dasar yaitu literasi baca-tulis, literasi berhitung, literasi sains, literasi teknologi informasi dan komunikasi, literasi keuangan serta literasi budaya dan kewarganegaraan. 

Semuanya mengarah kepada pemahaman multiliterasi yaitu memadukan karakter dan keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dikenal dengan 4Cs : Critical thinking and problem solving, creativity and innovation, collaboration, teamwork and leadership, communication and media fluency diharapkan dapat menjadi bekal kecakapan hidup sepanjang hayat. 

Tersadarlah kita mengapa masyarakat Indonesia cenderung tidak tahu apa-apa tapi sok tahu. 

Karena mereka tidak suka membaca, tidak gemar membaca, bahkan tidak bisa membaca.
Memahami kata per kata tidak hanya mengejanya, tapi harus tahu apa yang terkandung didalam kata per kata itu. 

Dan harapan setelah membaca adalah kita mampu meringkasnya, mengevaluasi teks, mengkonfirmasi, merevisi atau menolak prediksi. 

Jika kita menemui tulisan yang tidak sesuai dengan pemikiran kita, kita mampu mengemukakan pendapat kita. 

Mampu mengolah informasi dari berbagai sumber terpercaya, dan akhirnya tidak timbul pemahaman yang salah.

Pemahaman yang salah akan sangat membahayakan keutuhan negara. 

Semua itu karena kemampuan membaca yang kurang dan tidak bijaksana. 

Tugas kami sebagai guru terasa berat untuk meningkatkan minat baca siswa kami karena sarana dan prasarana yang kurang memadai.

Masih banyak sekolah yang tidak mempunyai perpustakaan, koleksi buku yang hanya seadanya saja, dan kemampuan guru yang kurang maksimal dalam membaca.

Contohlah saya, kegiatan menulis masih terbatas pada mood, 1 bulan kadang nulis kadang tidak. 

Membaca masih malas, dan hanya nonton drama Korea haha... 

Hm... Niat saya tahun ajaran baru nanti jika masih diberi kesempatan menjadi wali kelas adalah akan mengadakan gerakan literasi kelas. Mengumpulkan berbagai macam buku tidak hanya buku pelajaran saja di kelas dan ada waktu khusus untuk melakukan gerakan literasi tersebut.

Mungkin di sekolah yang sudah maju, setiap kelas ada yang namanya pojok literasi.

Semoga pelaksanaan gerakan literasi ini tidak hanya sekilas saja tapi siswa benar-benar paham apa yang dia baca, dia lihat, dia dapatkan dari berbagai sumber. 

Iqro 
Iqro
Iqro

Dan kita tidak akan menjadi pribadi yang bodoh. 

Yuk mari kita lestarikan gerakan gemar membaca. 

Yuk para guru, mari sama-sama belajar dan membimbing siswa kita dalam pengembangan literasi agar pemahaman siswa tidak akan keliru. 

Semoga kita semua bisa melakukannya dan menjadikan Indonesia tidak lagi menduduki peringkat kedua dari belakang tentang kemampuan membacanya. 

Aamiin...


No comments:

Post a Comment