-->
Friday, 21 May 2010
TUGAS KEWIRAUSAHAAN Tanggal 22 Mei 2010, Kelas XI Multimedia SMK Pelita Jatibarang
-->
Wednesday, 19 May 2010
Kasih Ibu Gratis Sepanjang Masa
Pada suatu sore, seorang putra menghampiri ibunya di dapur, yang sedang menyiapkan makan malam, dan ia menyerahkan selembar kertas yang selesai ditulisinya. Setelah ibunya mengeringkan tangannya dengan celemek, ia membacanya dan inilah tulisan si anak:
Untuk memotong rumput $5.00
Untuk membersihkan kamar minggu ini $1.00
Untuk pergi ke toko menggantikan mama $0.50
Untuk menjaga adik waktu mama belanja $0.25
Untuk membuang sampah $1.00
Untuk rapor yang bagus $5.00
Untuk membersihkan & menyapu halaman $2.99
----------------------------------------------
Jumlah utang $14.75
Si ibu memandang anaknya yang berdiri di situ dengan penuh harap, dan aku bisa melihat berbagai kenangan terlintas dalam pikiran ibu itu. Jadi, ia mengambil bolpen, membalikkan kertasnya, dan inilah yang dituliskannya:
- Untuk sembilan bulan ketika mama mengandung kamu, selama kamu tumbuh dalam perut mama: GRATIS.
- Untuk semua malam ketika mama menemani kamu, mengobati kamu, dan mendoakan kamu: GRATIS.
- Untuk semua saat susah, dan semua air mata yang kamu sebabkan selama ini: GRATIS.
- Kalau dijumlahkan semua, harga cinta mama adalah GRATIS.
- Untuk semua malam yang dipenuhi rasa takut dan untuk rasa cemas di waktu yang akan datang: GRATIS.
- Untuk mainan, makanan, baju, dan juga menyeka hidungmu: GRATIS, Anakku. Dan kalau kamu menjumlahkan semuanya, harga cinta sejati mama adalah GRATIS.
Ketika anak itu selesai membaca apa yang ditulis ibunya, air matanya berlinang, dan ia menatap wajah ibunya dan berkata: 'Ma, aku sayang sekali pada Mama...'
Dan kemudian ia mengambil bolpen dan menulis dengan huruf besar-besar: "LUNAS".
Beruntunglah mereka-mereka yang masih memiliki Ibu...
Bagi yang telah ditinggalkan Ibu, kapan terakhir kali kita kirimkan do'a untuk almarhumah...?
Cinta dan Waktu
Suatu ketika datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik dan akan segera menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau cepat-cepat segera menyelamatkan diri. Cinta sangat kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tidak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai untuk mencari pertolongan. Sementara itu air semakin naik dan mulai membasahi kaki Cinta.
Tak lama kemudian Cinta melihat kekayaan sedang mengayuh perahu. “Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!” teriak Cinta. “Aduh maaf Cinta, perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tidak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini.”
Wisata Pantai, Apakah Bisa Menjadi Andalan?
Laut terhampar luas di tepian Indramayu, suatu potensi pariwisata yang sangat potensial. Pantai Indramayu tidak kalah indah dibandingkan dengan pantai Marina Ancol seandainya saja pemerintah daerah mau serius dalam mengelolanya. Menjadikan pantai sebagai tujuan wisata utama di Indramayu agaknya perlu niat yang matang. Niat yang matang tentunya memerlukan sokongan dana yang tidak sedikit, dan bagaimana caranya agar ada investor yang mau menginvestasikan modalnya untuk membangun kawasan wisata pantai di Indramayu?
Kenyataan itu menjadikan Indramayu menjadi sangat membosankan, kontras dengan
Sekali lagi, banyak sekali PR yang harus diselesaikan oleh pemerintah daerah Indramayu agar Indramayu dapat menjadi daerah dengan tujuan wisata yang tak kalah dengan daerah lain karena Indramayu mempunyai banyak sekali potensi wisata yang dapat dikembangkan.
Suatu Hari yang Kering
Suatu hari seorang guru muda tengah duduk di bis
“Astaghfirullah….” desis guru muda.
“Kamu sekolah dimana? Tahu tidak kamu telah memalukan nama sekolah kamu sendiri dengan sikap kamu yang seperti itu.” Tanyanya sambil melihat bet sekolah di lengan baju sebelah kanan anak SMP itu. Ternyata dia anak MTS Negeri.
Tahu tidak apa yang terjadi selanjutnya?
Anak SMP itu terus saja merokok tanpa menjawab satu patah katapun! Sampai akhirnya guru muda itu turun dari bis
Merenunglah kita… Sebenarnya siapa yang salah? Guru muda itu adalah saya, dan rasanya saya ingin menangis. Tolong kami para pendidik, tolong kami untuk memperbaiki moral anak-anak di sekitar Anda.
Biaya Pendidikan VS Kualitas Pendidikan
Problematika dalam dunia pendidikan sangat kompleks adanya, salah satunya adalah yang akan saya bahas kali ini, yaitu sulitnya menarik dana dari siswa pada sekolah-sekolah swasta. Biaya yang dipungut oleh pihak sekolah dirasa agak berat bagi sebagian siswa, padahal biaya tersebut juga tidak serta merta dipungut tanpa alasan. Darimana sekolah swasta dapat berdiri tanpa adanya dukungan financial dari murid-muridnya?
Masalah yang demikian yang sekarang ini dialami oleh sebagian murid di SMK Pelita Jatibarang, kebanyakan mereka berasal dari keluarga biasa dan banyak pula yang tidak mampu. Tapi rasa kagum saya kepada anak-anak yang walaupun berasal dari keluarga kurang mampu tapi sadar akan pentingnya pendidikan, sehingga tak jarang diantara mereka rela bekerja demi mendapatkan uang untuk terus sekolah.
Di Indramayu sendiri, fenomena putus sekolah karena tidak adanya biaya menjadi hal yang biasa, padahal di daerah lain orang mati-matian untuk sekolah, tetapi disini masyarakatnya masih terjebak dengan budaya lama. Yang penting bisa dapat uang untuk makan, jadi buat apa sekolah tinggi-tinggi. Miris saya dengan ungkapan itu, karena bagi saya pendidikan sangatlah penting. Pendidikan ibaratnya sebuah pondasi dalam kesejahteraan suatu masyarakat, karena dengan pendidikan dapat tercipta pikiran yang lebih terstruktur dalam menentukan arah kehidupan seseorang, demikian kata dosen saya dulu.
Besarnya biaya sekolah salah satunya adalah konsekuensi dari diraihnya predikat akreditasi A oleh SMK Pelita Jatibarang, jadi dalam hal ini SMK Pelita Jatibarang ibaratnya sedang berbenah diri agar predikat yang telah disandang itu tidak mengecewakan dan memalukan berbagai pihak. Yang dibenahi mencakup semua hal yang menyangkut kualitas pengajaran dan pendidikan di lingkungan sekolah. Termasuk dari segi penampilan SMK Pelita Jatibarang sendiri.
Logika tidak berjalan tanpa logistik agaknya ungkapan yang tak salah, kita tidak dapat menutup mata untuk hal yang satu ini, oleh karena itu diperlukan kerjasama yang baik antara pihak sekolah dengan orang tua/wali murid dari setiap siswa, sehingga cita-cita pendidikan yang lebih baik akan sedikit lebih mudah teraih.
Bazaar XI Multimedia SMK Pelita Jatibarang
15 Mei 2010
SMK Pelita Jatibarang, Indramayu –
Bersemangat para siswa kelas XI Multimedia SMK Pelita Jatibarang – Indramayu dalam menggelar dagangan mereka walau hari masih pagi. Mereka mempersiapkan diri untuk mengikuti acara bazaar sekolah yang diselenggarakan berkenaan dengan praktek pembelajaran kewirausahaan.
Diantara mereka terdapat empat stand bazaar yang semuanya menawarkan kelezatan aneka macam jajanan, makanan dan minuman. Keempat bazaar itu tak mau kalah satu sama lainnya, semua menghias stand mereka sedemikian rupa dan semua menganut tema tradisional untuk hiasan stand, karena menggunakan kain batik sebagai penghias meja. Bahkan salah satu dari stand bazaar tersebut, para personilnya menggunakan kostum semi tradisional, yaitu memakai kain batik sebagai rok.
Hari Sabtu tanggal 15 Mei 2010 dipilih untuk melaksanakan bazaar karena diperkirakan tidak banyak mengganggu jalannya kegiatan KBM pada kelas-kelas lain yang tidak mengikuti bazaar, juga karena hari Senin-nya SMK Pelita Jatibarang akan melaksanakan kegiatan pentas seni sebagai wujud perpisahan kelas XII yang telah menyelesaikan pendidikannya, sehingga hari Sabtu dilaksanakan pula gladi bersih pentas seni. Terbukti pukul 9 pagi saja, ada satu stand yang telah ludes terjual barang dagangannya, bukti dari tingginya respon warga SMK Pelita Jatibarang akan kegiatan bazaar tersebut. Setiap stand ramai dikunjungi oleh pembeli, sampai-sampai dua dari stand tersebut harus membeli bahan
Kegiatan bazaar di lingkungan SMK Pelita Jatibarang ini bertujuan untuk mengenalkan dunia usaha secara riil kepada peserta didik, sehingga teori-teori yang mereka dapat di kelas selama pembelajaran dapat dirasakan secara nyata. Mereka dituntut untuk mampu mempersiapkan pendirian usaha, membuat proposal usaha, menggali ide-ide kreatif mereka dalam menentukan barang apa yang akan dijual agar para pembeli tertarik dan akhirnya membeli dagangan mereka, dan memperhitungkan modal awal, harga dasar, serta harga jual sehingga mendapatkan keuntungan.
Tapi sayang hanya kelas XI Multimedia saja yang mengikuti bazaar tersebut, demikian kritik dari beberapa guru, dan pembimbing acara bazaar dalam hal ini yaitu Ibu Septi Diah A, S.Pd menjelaskan bahwa hal itu terjadi karena kurangnya komunikasi antar guru kewirausahaan di setiap program keahlian, sehingga hanya kelas XI Multimedia saja yang kebetulan memang menjadi tanggung jawab beliau.
Dalam tahun-tahun mendatang, kegiatan semacam ini diharapkan akan terus dipertahankan dan tentunya harus selalu ditingkatkan mutunya. Semoga dengan diadakannya kegiatan bazaar ini akan dapat menciptakan paradigma baru bahwa berwirausaha adalah pilihan hidup yang sangat mulia karena dapat menghidupi bukan hanya dirinya sendiri tetapi orang-orang lain di sekitarnya. Amin.