Serendipity…
Mungkin diantara kalian pernah mendengar istilah itu, atau malah banyak yang tidak tahu. Itu adalah judul film Hollywood, kisah romantis sepasang manusia. Kenapa aku menuliskan kata itu sebagai pembuka? Karena aku yakin kita semua pernah merasakan Serendipity.
Rena, murid kelas XI SMA tengah ngebet-ngebetnya dengan salah satu teman laki-lakinya. Namanya Doni, drummer grup band yang ngetop di sekolahnya.
Dia akan berteriak histeris kala Doni sedang manggung. Doni tidak terlalu ganteng, tapi Rena terbius oleh kecakapannya dalam memainkan drum.
Doni tidak mengenal Rena yang merupakan adik kelasnya. Tapi mungkin semua teman-teman Rena mengenal Doni. Rena kerap mengirimkan salam lewat mading sekolah kepada Doni, tentunya dengan nama samaran.
Nama samarannya aneh sekali, Leigh Cook. Leigh sedang memasak? Bukan itu maksudnya, itu adalah nama belakang bintang Hollywood yang bermain di film She is All That, lawan main Freddy Prince Jr. Kalau kalian jadi anak SMA pada tahun 2000 an, pasti kalian mengenal nama itu. Itu juga berlaku bagi yang suka film romantis.
Siang itu Rena sedang menunggu angkot yang akan mengantarnya pulang kerumah, kebetulan waktu itu dia pulang sendirian karena semua temannya sedang mengikuti ekstrakurikuler karate.
Akhirnya setelah menunggu beberapa lama, ada angkot yang berhasil dibuatnya berhenti. Begitu dia masuk, dia kaget karena ternyata Doni juga ada di dalam angkot tersebut. Duduk sendiri, sibuk dengan headset yang menyumpal telinganya dan bersenandung lirih. Hahaha….
Hati Rena kegirangan, dan langsung saja duduk di samping Doni. Kok bisa ya, kebetulan naik angkot yang sama dengan Doni, duduk bersebelahan lagi… Apa kami berjodoh? Begitulah pemikiran yang muncul di benak Rena.
Tapi sayangnya, Doni terlalu sibuk dengan lagu-lagu yang mengalun di telinganya sehingga mereka berdua tidak sempat berkenalan sampai akhirnya Rena turun dari angkot.
Rena dan teman-teman satu geng-nya bergegas menuju kantin sekolah, mereka kelelahan setelah berlari mengelilingi sekolah 3 kali.
Hari Kamis jadwal pelajaran olahraga. Sesampainya mereka di kantin, tanpa sengaja tangan Rena memegang tangan seseorang yang sudah lebih dulu memegang gagang teko tempat minum, karena Rena memegang gagang teko tersebut sambil mengobrol dengan temannya jadi dia tidak menyadari bahwa teko tersebut sudah dipegang orang lain.
Dan ternyata, tangan yang dipegang Rena adalah tangan Doni! Rena kaget setengah mati. Buru-buru dia melepas pegangannya dan mengucapkan maaf. Doni hanya tersenyum. Teman-teman Rena yang melihat kejadian itu langsung meledek mereka berdua. Rena tersipu sekaligus senang. Kok bisa kebetulan banget ya? Kembali dia berpikir seperti itu.
Satu bulan berlalu sejak kejadian itu, Rena masih belum berkenalan dengan Doni. Tapi dia masih setia mengirimkan salam di mading sekolah dengan nama Leigh Cook.
Pelajaran ekonomi baru saja dimulai saat seorang guru masuk ke ruang kelas Rena, dan memanggil nama Rena Agustin dan Eka Yuliawati.
Ternyata Rena dan Eka dapat giliran tugas jaga koperasi sekolah. Berarti seharian ini mereka berdua akan berada di koperasi sampai sekolah berakhir. Koperasi baru akan ramai saat istirahat, jadi mereka berdua hanya mengobrol santai saja.
Tiba-tiba Doni masuk ke koperasi dan langsung membuka kulkas tempat minuman dan mengambil sebotol Coca Cola. Membukanya dan menenggaknya langsung tanpa menggunakan sedotan. Rena terkesima dibuatnya, keren sekali gayanya…..
“Berapa?” Tanya Doni.
“2.500 mas,” jawab Rena.
Doni tidak langsung membayar melainkan malah duduk di depan Rena dan mengambil sepotong kue brownies dan melahapnya.
“Belum sarapan nih, males makan nasi.”
“Oh…” Rena cuma melongo.
Akhirnya mereka berdua mengobrol dan berkenalan, Eka sibuk melayani bagian stasionary karena ada kelas yang praktek menggambar jadi banyak yang membeli kebutuhan menggambar.
Kebetulan naik angkot yang sama padahal rumah Rena dan Doni tidak searah, kebetulan memegang teko yang sama, dan kebetulan ketemu di koperasi.
Ternyata kebetulan-kebetulan yang lain masih berlanjut setelah itu. Terakhir Rena kebetulan bertemu Doni saat Doni sedang menunggu ayahnya pulang dari Semarang, sedang Rena baru pulang dari Jakarta, akhirnya Doni mengantar Rena pulang dulu sebelum dia pulang sendiri karena hari sudah larut malam.
Apakah mereka berdua berjodoh? Di usia mereka yang sudah melewati seperempat abad sekarang, mereka sama-sama belum menemukan jodoh.
Tapi masing-masing telah memiliki tambatan hati yang mereka yakini bakal menjadi jodoh mereka kelak. Jadi apa arti dari kebetulan-kebetulan itu? Mereka berdua sering mengirim sms pada saat yang sama. Seperti ada telepati diantara mereka berdua, padahal mereka tidak sering sms-an.
Sekarang Rena telah menikah dengan tambatan hatinya itu, bahagia… Dan Doni hanya masa lalunya yang penuh kebetulan saja.
Serendipity….. Kebetulan yang menyenangkan.
Kisah Rena dan Doni bertolak belakang dengan apa yang ada dalam cerita film Serendipity, dalam film itu dikisahkan banyak sekali kebetulan yang akhirnya menyatukan dua orang manusia menjadi suami istri. Kalian akan lihat betapa Tuhan telah mengatur jodoh seseorang.
Dulu waktu kita muda, dengan naifnya kita menganggap semua serendipity itu sebagai jodoh kita. Jodoh dalam arti akan menjadi suami atau istri kita. Seiring berjalannya waktu, ternyata semua itu semakin tak berarti. Ternyata itu hanya jalan hidup yang telah digariskan oleh Sang Pencipta.
Kita telah memiliki jodohnya masing-masing. Jadi ingat perkataan Maria di film Ayat-Ayat Cinta. Hm… banyak sekali kisah cinta yang dituangkan dalam film, bermacam-macam. Ada yang sederhana seperti cinta Kiera Nigthly dalam Pride and Perjudice, ada yang sangat rumit seperti sinetron Kemilau Cinta Kamila. Haha…
Begitulah cinta, jodoh… Aku juga tidak tahu, siapa jodohku kelak…
Akhirnya….
Semoga kita bisa selalu ikhlas dengan semua takdir yang telah digariskan oleh Tuhan kepada kita. Amin…
No comments:
Post a Comment